Cursors

www.Bigoo.ws www.Bigoo.ws www.Bigoo.ws www.Bigoo.ws www.Bigoo.ws www.Bigoo.ws www.Bigoo.ws www.Bigoo.ws www.Bigoo.ws www.Bigoo.ws www.Bigoo.ws



Lilypie 1st Birthday PicLilypie 1st Birthday Ticker

Sunday, April 16, 2006

KESIMPULAN YANG TERLALU CEPAT


Tiap hari, tanpa saya sadari, saya sering berpikir banyak. Ada saja yang dipikirkan, (atau mungkin lebih tepatnya merenung...) Mulai dari hal yang ini, hal yang itu, dari yang kecil, sampai yang besar. Tidak peduli dalam kondisi apapun...

Dan sekarang, saya jadi berpikir lagi, kenapa yah saya suka sekali memikirkan atau merenungkan sesuatu...??? Kenapa yah...???

Dan berikut ini adalah salah satu hal yang pernah jadi bahan renungan saya, dan malah sering sekali jadi renungan...:))

Saya berpikir, kenapa yah manusia itu mudah sekali mengambil kesimpulan akan sesuatu hal/kejadian/seseorang? (Termasuk saya lho... atau jangan2 cuma saya aja ya...???:) mudah2an Saja bukan cuma saya, biar kesimpulan saya tidak salah, hehehe...). Kesimpulan yang bagaimana maksudnya? yah itu tadi, kesimpulan yang terlalu mudah dan terlalu cepat diambil, tanpa melihat atau menunggu hal-hal lain yang bisa membuat kesimpulan itu akan berbeda dan mungkin akan lebih benar... Karena menurut saya, kesimpulan yang terlalu cepat itu terkadang lebih cenderung kepada prasangka, dan prasangka itu sifatnya lebih cenderung kepada yang kurang baik.

Misalnya saja...
Ada seorang atasan (sebut saja namanya bapak A), punya bawahan/karyawan bernama si B... Pada suatu hari, tanpa dimengerti oleh Bapak A, si B ini bersikap agak dingin, alias kurang hangat seperti biasanya, atau seperti yang lainnya. Lalu, karena merasa tidak pantas diperlakukan seperti ini, Bapak A tadi pun jadi jengkel, dan langsung menyimpulkan bahwa sikap si B tidak sopan, tidak pantas, atau apalah... Sehingga, ia pun menjadi marah, dan bersikap yang sama terhadap si B. Dan bisa jadi malah lebih parah dari sikap si B kepadanya...

Nah lho...??? Apakah ini suatu tindakan yang tepat? Saya rasa tidak, bahkan mungkin sangat tidak tepat. Bayangkan saja, hanya karena kesimpulan yang cepat, akhirnya hubugannya jadi tidak bagus. Padahal, siapa tahu pada saat si B sedang bersikap kurang baik itu dikarenakan dia sedang ada masalah, ada banyak pekerjaan, ada banyak beban, dan ada sederet hal-hal lainnya yang membuatnya bersikap seperti itu...( atau bisa jadi, dia tanpa sengaja melakukannya, dan dia tidak sadar kalau dia sudah bersikap dengan suatu sikap yang tidak menyenangkan atau sikap yang bisa disalahpahami oleh orang lain).

Kejadian seperti ini terkadang terjadi antara 2 orang atau lebih yang memiliki kedudukan yang sejajar ataupun tidak. Contoh yang sejajar, bisa saja sesama teman/pelajar/karyawan/anak/atasan,atau dll, dan contoh kedudukan yang tidak sejajar, seperti antara atasan dan bawahan, guru dan murid, senior dan junior, tuan dan pembantu, atau bisa jadi juga antara orangtua dan anak, mertua dan menantu, kakak dan adik, dll.. semua yang saya sebutkan dalam kategori tidak sejajar tadi dimulai dari yang kedudukannya lebih tinggi ke yang lebih rendah. Mungkin akan lebih mudah kalau yang salah paham itu di antara yang kedudukannya sejajar, atau akan lebih - lebih mudah lagi kalau yang salah paham itu yang kedudukannya lebih rendah (terhadap yang kedudukannya lebih tinggi), karena walau bagaimanapun juga ia harus tetap bersikap baik.

Tapi, kalau yang salah paham itu yang kedudukannya lebih tinggi bagaimana? tentu akan lebih sulit bagi yang lebih rendah kedudukannya untuk meluruskannya. yah, kalau yang kedudukannya lebih tinggi itu adalah orang yang bijaksana dan penuh pengertian plus selalu berhusnuzhzhon sih tidak masalah, tapi bagaimana kalau mereka itu adalah orang yang mudah berburuk sangka, suka mengambil kesimpulan terburu-buru, merasa "lebih" tinggi kedudukannya, merasa tidak pantas diperlakukan tidak baik (baik dengan sengaja ataupun tidak), pemarah, ataupun sentimen...??? atau yang lainnya...??? kan kasihan yang disalahpahami? dan akibat dari salah pahamnya itu, bisa jadi kan karena marah si atasan memecat bawahan, atau guru menurunkan nilai murid, atau orangtua mengurangi jajan (hehehe...), dll... kan berabe...? (Mudah-mudahan tidak ada yang mengalaminya, ya???)

Jujur saja, saya pernah mengalami hal-hal seperti ini, baik sebagai yang salah memahami, maupun yang salah dipahami.

Dulu, saat masih di SMU, saya pernah tanpa sengaja membuat seorang teman 1 sekolah beda jurusan (tentunya beda kelas lah ya...) merasa dicuekin oleh saya, kejadiannya kalau tidak salah di dalam angkot sepulang sekolah. Saya benar-benar tidak sadar kalau ada sikap saya yang membuatnya merasa dan berpikir seperti itu saat itu, dan saya tidak mengetahui hal itu hingga ada seorang temannya yang juga teman saya menyampaikan hal tersebut kepada saya (ternyata dia curhat ke teman saya itu, karena dia tau teman saya itu cukup dekat dengan saya). Jujur saja, saat itu saya sangat kaget mendengarnya, karena saya merasa tidak melakukan hal itu terhadapnya, (klo tidak salah, waktu itu entah dia menegur saya kemudian tidak saya jawab, atau dia menanyakan sesuatu tapi tidak saya tanggapi, saya agak-agak lupa, tapi intinya ya gitu deh...:)). Akhirnya, dengan agak heran bercampur sedikit rasa tidak enak, saya hampiri dia di kelasnya. Kemudian, ya saya tanya langsung aja ke teman saya itu tentang kejadian itu... Dan ternyata, memang cuma salah paham, karena saya memang tidak menyadari sikap buruk saya itu terhadapnya, dan dia pun juga tidak tahu bahwa saya tidak tahu... Walaupun begitu, saya tetap minta maaf... Dan untungnya, selesai juga salah paham kecil itu dengan happy ending...:)

kejadian yang lainnya...
waktu di kuliah, saya pernah merasa "dimentahkan" oleh seorang teman (eh, kata dimentahkan itu sesuai tidak ya dengan kata dicuekin...?mudah-mudahan bisa dimengertilah,amin...), saya merasa dia seperti kesal dan marah pada saya, kalau ditegur atau ditanya, ia hanya menjawab seperlunya, itu pun dengan sikap yang menunjukkan keberatan, dan kesan ingin menghindar dari saya itu sangat terlihat jelas. Pernah dia menawari saya pergi bareng (dalam kondisi sikapnya yang kurang bersahabat itu...), dan saya oke kan tawarannya (walau saya tau tawarannya itu hanya basa-basi) , tapi beberapa menit kemudian, justru dia yang mencabut kembali tawaran itu, sebel gak sih? (wong kita udah mo siap-siap...hehehe...). dan Karena sikapnya itu, pikiran saya jadi dipenuhi oleh pertanyaan, kenapa ya? kenapa ya? ada apa ya? ada apa ya?apa salah saya ya? apa salah saya ya? dll, dll... terus, dengan bersikap seolah-olah tidak menyadari (masa' bodoh..), saya sms dia, sekedar sms biasa, untuk mencoba memancing keakraban dengan pertanyaan-pertanyaan yang kira-kira bisa dijawab, biar sms itu direply (hehehe...), dan memang sih, sms itu tetap direplynya, tapi tetap dengan sikap yang seperlunya saja, yah bisa dikatakan "benar2 seperlunya" dan sesingkat mungkin. Akhirnya, saya desak dia dengan pertanyaan mengapa dia bersikap demikian... Setelah di sms berkali-kali, (itu pun sebahagian dengan kondisi hp di non-aktif kannya..)
barulah ia menjawab... "maaf, kalau saya bersikap lain, atau bersikap tidak menyenangkan, jujur saja, saat ini saya sedang kebingungan, saya kebingungan tentang banyak hal, saya juga tidak mengerti tentang banyak hal termasuk tentang diri saya sendiri, saya sengaja menghindar, dan ini bukan terhadap kamu saja, tapi juga teman-teman saya. beberapa waktu terakhir banyak hal yang terjadi yang tidak bisa saya ceritakan, jadi tolong dimengerti ya..."

sebelum dia sms saya dengan keterangannya itu, saya sempat jengkel sekali dengan sikapnya itu, kenapa sih dia? kalau ada masalah dengan saya, kenapa tidak diberitahu, atau kalau ada masalah dengan yang lain, kenapa harus saya yang jadi pelampiasan, nggak fair banget sih? nyebelin!!!. Tapi karena saya orangnya punya rasa penasaran yang tinggi (hehehe...), jadinya saya tidak mau berdiam diri tanpa tahu apa penyebabnya... Setelah datang sms darinya itulah, baru saya bisa memahami duduk persoalannya dan juga keadaanya, dan dengan kesadaran sendiri, saya memberi ruang dan waktu bagi dirinya untuk merenungkan segala sesuatu yang dia inginkan. dan saya sms dia, "oh gitu, maaf yah kalau saya mengganggu, saya tidak bermaksud buruk, cuma sikap kamu sekarang memang sangat berbeda dan sangat mengundang pertanyaan, saya maklum dengan kondisi kamu, so, kalau perlu sesuatu, gak perlu sungkan ya, Insya Allah saya akan bantu semampu saya.."
(by the way, isi smsnya tidak persis seperti itu, tapi kira-kira yah seperti itu...:))

Tapi, justru setelah itu malah jadi aneh (tapi juga menyenangkan), setelah saya sms seperti itu , beberapa jam kemudian ketika kami bertemu kembali, sikapnya sudah kembali seperti biasa, bahkan kami kembali mengobrol dan bercanda seperti biasa seolah-olah tidak terjadi apa-apa (apa dia langsung dapat inspirasi dari sms saya tadi, ya?hehehe...). Sungguh saat itu saya benar-benar penasaran dengan sikapnya itu (bahkan sampai hari ini... hihihi... iseng banget gak sih?:)), tapi sudahlah... toh yang penting keadaan sudah membaik...

Tuh kan, betapa kesimpulan terlalu cepat itu begitu menyusahkan dan sering berakibat tidak baik.. Dan lebih buruknya lagi, terkadang saya masih suka bersikap demikian, na'uudzubillaahi min dzaalik... tapi, saat ini saya sedang benar-benar berusaha untuk tidak bersikap demikian lagi... karena saya takut salah, takut dosa, dan takut untuk merasa tidak nyaman sendiri... so, mudah-mudahan usaha saya ini membuahkan hasil yang memuaskan, aaamiin (bantu hamba, Yaa Rabb ya... aaamiin...)

Akhirnya, pada bagian akhir dari pemikiran dan renungan saya ini, saya menyimpulkan ada beberapa hal yang harus saya lakukan (dan kalau ada yang lain yang ingin melakukannya juga, monggooooo... Insya Allah khoir alias baik kok...

1. Jangan biasakan diri mengambil kesimpulan terburu-buru (agar jangan mudah salah paham atau salah mengerti)
2. Belajarlah untuk tetap bersikap baik dalam segala kondisi dan keadaan (supaya tidak disalahpahami)
3. Belajarlah untuk memahami, mengerti, dan memaklumi keadaan orang lain
4. Jangan sungkan untuk meminta maaf kalau kita sudah salah memahami sikap orang lain (walau harus berulang lagi...:)) , apalagi terkadang kita suka menyesal sendiri karena udah berburuk sangka (iya gak sih...???)
5. dan Jangan pula enggan kalau dimintai maaf oleh orang lain alias belajarlah untuk memaafkan... (walau harus dilakukan lagi:))

Tapi, bagaimanapun juga, manusia bukan lah Allah (swt) yang lepas dari segala salah dan khilaf.. Hanya saja, bukan berarti ketidaksempurnaannya yang sudah dari sananya itu membuat kita menghalalkan hal yangg salah... (soalny, terkadang manusia dengan dalih "tidak sempurna" jadinya suka seenaknya...)

so, LET'S BE BETTER...!!!


Postado Por: Bunda Yusuf às 4/16/2006 10:24:00 AM


My Photo
Name:
Location: Nasr City, Cairo, Egypt
Google
Name :
Web URL :
Message :
:) :( :D :p :(( :)) :x

murotal dan instrumen



Powered by Blogger